Jumat, 02 September 2011

Gadis Baraah


 kisah gadis kecil asal mesir berumur 10 tahun bernama Baraah, orangtuanya dokter dan  pindah ke Arab Saudi untuk mencari kehidupan yang lebih baik. . Pada usia ini, Baraah menghafal seluruh Al Qur’an dengan tajweed, dia sangat cerdas dan gurunya mengatakan bahwa dia sudah maju untuk anak seusianya. . Keluarganya sederhana dan berkomitmen untuk Islam dan ajaran-ajarannya … . hingga suatu hari ibunya mulai merasa sakit perut yang parah dan setelah beberapa kali diperiksakan diketahuilah ibu baraah menderita kanker, dan kanker ini sudah dalam keadaan stadium akhir/kronis. . Ibu baraah berfikir untuk memberitahu putrinya, terutama jika ia terbangun suatu hari dan tidak menemukan ibunya di sampingnya … dan inilah ucapan ibu baraah kepadanya “Baraah aku akan pergi ke surga , tapi aku ingin kamu selalu membaca Al-Quran dan menghafalkannya setiap hari karena Ia akan menjadi pelindungmu kelak… “ Gadis kecil itu tidak terlalu mengerti apa yang ibunya katakan , Tapi dia mulai merasakan perubahan keadaan ibunya, terutama ketika ia mulai dipindahkan ke rumah sakit untuk waktu yang lama. Gadis kecil ini menggunakan waktu sepulang sekolahnya untuk menjenguk ibunya ke rumah sakit dan membaca Quran untuk ibunya sampai malam sampai ayahnya datang dan membawanya pulang. Suatu hari pihak rumah sakit memberitahu ayah baraah bahwa kondisi istrinya itu sangat buruk dan ia perlu datang secepatnya, melalui telfon, sehingga ayah baraah menjemput Baraah dari sekolah dan menuju ke rumah sakit. Ketika mereka tiba di depan rumah sakit ayahnya memintanya untuk tinggal di mobil … sehingga ia tidak akan shock jika ibunya meninggal dunia. Ayah keluar dari mobilnya, dengan penuh air mata di matanya, ia menyeberang jalan untuk masuk rumah sakit, tapi tiba-tiba datang sebuah mobil melaju kencang dan menabrak ayah baraah dan ia meninggal seketika di depan putrinya itu…tak terbayangkan ..tangis gadis kecil ini pada saat itu…! Tragedi Baraah belum selesai sampai di sini… berita kematian ayahnya yang disembunyikan dari ibu baraah yang masih opname di rumah sakit, namun setelah lima hari semenjak kematian suaminya akhirnya ibu baraah meninggal dunia juga. Dan kini gadis kecil ini sendirian tanpa kedua orangtuanya , dan dengan bantuan teman-teman ayahnya untuk mencarikan keluarga di Mesir, sehingga keluarganya bisa merawatnya. Tak berapa lama tinggal di mesir gadis kecil Baraah mulai mengalami nyeri seperti yang pernah dialami ibunya, dan oleh keluarganya ia lalu di periksakan , setelah beberapa kali tes di dapati baraah juga mengidap kanker … tapi sungguh mengejutkan kala ia di beritahu kalau ia menderita kanker….inilah perkataan baraah kala itu: “Alhamdulillah, saya akan bertemu dengan kedua orang tua saya.” Semua teman-teman dan keluarga terkejut. Gadis kecil ini sedang menghadapi musibah yang bertubi-tubi dan dia tetap sabar dan ikhlas dengan apa yang ditetapkan Allah untuknya!…..Subhanallah Orang-orang mulai mendengar tentang Baraah dan ceritanya, dan salah seorang dermawan dari Saudi(yang tidak ingin di sebutkan namanya) memutuskan untuk mengurus dan mengirimnya ke Inggris untuk pengobatan. Hari-hari terlewati dan kanker mulai menyebar di seluruh tubuhnya, para dokter memutuskan untuk mengamputasi kakinya, dan ia tetap bersabar dengan apa yang ditetapkan Allah baginya … tapi beberapa hari setelah operasi amputasi kakinya sekarang kankernya menyebar ke otak, lalu  dokter memutuskan untuk melakukan operasi otak … dan sekarang baraah berada di sebuah rumah sakit di Inggris menjalani perawatan

Sumber: http://www.2lisan.com/1449/kisah-nyata-gadis-berumur-10-tahun/







Kasih Sayang Seorang Ibu

Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya. Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang.


Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.
“Bu, kita! sudah sampai”,kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya. Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:”Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan”. Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.
Pesan: Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.

Siapapun Engkau, Jadilah yang Terbaik

Sajak Douglas Malloch

Jika kau bukan pinus di puncak pebukitan,
Jadilah perdu kecil di lembah - tapi kau adalah
perdu kecil yang terbaik di sepanjang bantaran,
Jika kau tak bisa jadi pohon, perdu pun jadilah.

Jika kau tak jadi semak, jadilah rumput saja,
Dan buatlah jalan raya menjadi lebih bahagia,
Jika tak jadi maskinonga jadilah ikan bas saja
Tapi di danau itu kau ikan bas paling bertenaga

Kita tak semua jadi kapten, ada awak kapal saja,
Di sini, bagi masing-masing kita, pasti ada sesuatu
Ada kerja besar, ada juga pernak-pernik kerja,
Tugasmu tunaikan yang teraih di dekat tanganmu

Jika tak bisa jadi jalan raya jadi setapak saja,
Jika tak jadi matahari, jadilah bintang saja,
Bukan dengan angka,  mengukur juara atau binasa
Siapa pun kau, jadilah terbaik yang kau bisa.